Bagi seorang
muslim yang telah mempelajari agamanya, tidak ada istilah “nganggur” dalam
hidupnya. Mengapa demikian, bukankah di hadapannya ada pekerjaan-pekerjaan yang
menguntungkannya di dunia dan akhirat.
Sejak
seorang bangun dari tidurnya hingga tidur kembali banyak sekali pekerjaan yang
bisa dilakukan. Ada pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh hati, ada yang bisa
dikerjakan oleh lisan, dan ada juga oleh anggota badan. Bahkan ada pekerjaan
yang bisa dikerjakan oleh hati, lisan, dan anggota badan secara bersamaan
seperti shalat.
Contoh
pekerjaan yang bisa dilakukan oleh hati adalah memiliki aqidah/keyakinan yang
benar –tentunya dengan mempelajari aqidah Islam yang benar-, berniat ikhlas,
memiliki niat untuk mengerjakan amal saleh, meniatkan perbuatan biasa untuk
dapat menjalankan ibadah, dan adanya keinginan untuk memberikan hal yang
terbaik buat saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak
sempurna iman salah seorang di antara kamu sampai ia menginginkan kebaikan
didapatkan saudaranya sebagaimana ia menginginkan kebaikan didapatkan oleh
dirinya.” (HR. Bukhari)
Contoh
pekerjaan yang bisa dilakukan oleh lisan adalah membaca Alquran dan
mengajarkannya, berdzikir, memberikan nasihat, dsb.
Sedangkan
contoh pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh anggota badan adalah berbakti kepada
kedua orang tua, membantu orang yang membutuhkan bantuan, bersilaturrahmi, menyingkirkan
sesuatu yang mengganggu di jalan, mencari rezeki dengan cara yang halal dll.
Di antara
pekerjaan-pekerjaan di atas, ada pekerjaan yang paling ringan namun memiliki
keutamaan yang besar, yaitu dzikirullah.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ
أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ،
وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ
وَالْوَرِقِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا
أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ ؟" قَالُوْا بَلَى .قَالَ :
ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Maukah
kalian aku beritahukan amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan
kalian, lebih meninggikan derajat kalian dan lebih baik daripada menginfakkan
emas dan perak serta lebih baik daripada kalian bertemu musuh, lalu kalian
pancung leher mereka dan mereka pancung leher kalian?!” Para sahabat menjawab,
“Ya.” Beliau menjawab, “dzikirullah.” (Shahih At Tirmidzi
3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316)
Ada seorang
sahabat yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam begitu banyak bagiku,
maka beritahukanlah kepadaku amalan yang mudah aku tekuni.” Beliau menjawab:
لاَيَزَالُ
لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“(Yaitu)
tetap terusnya lisanmu basah karena menyebut nama Allah.” (Shahih
at-Tirmidzi 3:139 dan Shahih Ibnu Majah 2:317)
Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda:
كَلِمَتَانِ
حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ, خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ, ثَقِيلَتَانِ
فِي اَلْمِيزَانِ, سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ , سُبْحَانَ اَللَّهِ
اَلْعَظِيمِ
“Dua
kalimat yang yang dicintai Allah Ar Rahman, ringan di lisan dan berat di
timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya
”Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung”).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
dan
bersabda:
أَحَبُّ
اَلْكَلَامِ إِلَى اَللَّهِ أَرْبَعٌ, لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ:
سُبْحَانَ اَللَّهِ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَلَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ,
وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
“Ucapan
yang paling dicintai Allah ada empat, tidak mengapa bagimu memulai dari yang
mana saja, yaitu: Subhaanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha
illallallah wallahu akbar.” (HR. Muslim)
Dzikir
tersebut adalah dzikir mutlak, yakni dzikir yang dibaca kapan saja
selama tidak bertepatan dengan dzikir muqayyad. SedangkanDzikir
Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan kapan dibacanya, misalnya
dzikir setelah shalat, dzikir masuk atau keluar rumah, dzikir ketika makan dsb.
Tidak bisa Dzikir Mutlak ini dibaca pada Dzikir Muqayyad.
Contoh-contoh Dzikir Muqayyad
1. Dzikir
Ketika Hendak Tidur
بِاسْمِكَ
اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Dengan
nama-Mu ya Allah, aku mati dan hidup.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dzikir
Ketika Bangun Tidur
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Segala
puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati dan
kepada-Nyalah kami dibangkitkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Dzikir
Ketika Memakai Pakaian
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ كَسَانِي هَذَا( الثَّوْبَ ) وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ
مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ
“Segala
puji bagi Allah yang telah memakaikan aku pakaian ini dan mengaruniakanku tanpa
jerih payah dariku.” (HR. Para pemilik kitab Sunan selain Nasa’i, Irwaa’ul
Ghalil 7:47)
4. Dzikir
Melepas Pakaian
بِسْمِ اللهِ
“Dengan
nama Allah.”
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
سِتْرُ مَا
بَيْنَ أَعْيُنِ الجْنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذاَ وَضَعَ أَحَدُهُمْ
ثَوْبَهُ أَنْ يَقُوْلَ: بِسْمِ اللهِ
“Tirai
yang menghalangi mata jin melihat aurat anak Adam adalah jika ketika melepaskan
pakaiannya ia mengucapkan “Bismillah.” (HR. Tirmidzi 2:505 dan
lainnya, Irwaa’ul Ghalil no. 49 dan Shahihul Jaami’ 3:203)
5. Doa
Masuk WC
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan perempuan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
6. Doa
Keluar WC
غُفْرانَكَ
“Ampunan-Mu
ya Allah, aku minta.” (HR. As-habus Sunan, selain Nasa’i, ia
meriwayatkannya dalam Amalul Yaumnya)
7. Doa
Sebelum Wudhu’.
بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama
Allah.” (HR.
Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Adapun
melafazkan niat wudhu’ “Nawaitul wudhuuu’a…dst”, maka hal ini tidak ada
tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di samping itu
tempat niat adalah di hati.
8. Doa
Setelah Wudhu’
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan
utusan-Nya.” (HR. Muslim)
9. Doa
Keluar Rumah
بِسْمِ
اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
“Dengan
nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Allah.” (Shahih At Tirmidzi 3:151)
10. Doa
Masuk Rumah
بِسْمِ اللهِ
وَلَجْنَا، وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا
“Dengan
nama Allah kami masuk, dengan nama Allah kami keluar dan kepada Tuhan kamilah
bertawakkal.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini
menurut ahli hadis adalah dha’if, akan tetapi maknanya diperkuat oleh hadis
shahih yang menerangkan bahwa setan tidak akan masuk ke dalam rumah yang
disebut nama Allah ketika seseorang memasukinya, sehingga dapat diamalkan.
11. Doa
Ketika Berangkat ke Masjid
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا
وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى
نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا . اللَّهُمَّ
أَعْطِنِى نُورًا »
“Ya
Allah, jadikanlah dalam hatiku cahaya, di lisanku cahaya. Jadikanlah pada
pendengaranku cahaya, pada penglihatanku cahaya, di belakangku cahaya, di
depanku cahaya. Jadikanlah di atasku cahaya, di bawahku cahaya. Ya Allah,
berikanlah aku cahaya.” (HR. Muslim)
12. Doa
Masuk Masjid
اَللَّهُمَّ
افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ .
“Ya
Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Muslim)
13. Doa
Keluar dari Masjid
اَللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu sebagian karunia-Mu.” (HR.
Muslim)
14. Dzikir
Ketika Mendengar Adzan
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Apabila
kalian mendengar azan, maka ucapkanlah kata-kata yang sama dengan yang
diucapkan muazin.” (HR. Muslim)
Namun pada
kalimat “Hayya ‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah”, yang kita ucapkan adalah
“Laa haula wa laa quwwata illaa billah” berdasarkan riwayat Muslim juga.
Tentang
keutamaannya disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa orang yang mengucapkan
kata-kata yang sama dengan yang diucapkan muazin dengan ikhlas dari hatinya,
maka ia akan masuk surga.
Setelah
selesai meniru ucapan muazin, kita dianjurkan bershalawat kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, misalnya mengucapkan“Allahumma shalli wa sallim ‘alaa
nabiyyinaa Muhammad” atau bershalawat secara sempurna seperti shalawat
dalam shalat setelah tasyahhud. Setelah itu orang yang mendengar adzan
dianjurkan mengucapkan:
اللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
(HR.
Bukhari, adapun tambahan “Innaka laa tukhliful mii’aad” menurut Syaikh
Masyhur Hasan Salman adalah syaadz)
15. Berdzikir
Setelah Shalat
Berikut ini
di antara dzikir setelah shalat yang diajarkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
أَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ x3
اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ
وَالْإِكْرَامِ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ لَا
مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
سُبْحَانَ
اللهِ 33 , اَلْحَـمْدُ ِللهِ 33, اَللهُ أَكْـَبرُ 33
لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Setelah itu,
dilanjutkan dengan membaca ayat kursiy dan membaca surat-surat mu’awwidzat (Al
Ikhlas, Al Falaq dan An Naas), lih. Hisnul Muslim karya Sa’id al-Qahthaniy.
16. Membaca
Dzikir Pagi dan Petang
Dzikir pagi
waktunya dimulai dari setelah shalat Subuh –setelah membaca dzikir setelah
shalat- sampai terbit matahari. Sedangkan dzikir petang waktunya dari setelah
shalat ‘Ashar sampai tenggelam matahari. Adapun dzikir pagi-petang di antaranya
adalah:
1. Membaca
ayat kursi (HR. Hakim dan dishahihkan oleh al-Albani).
2. Membaca
surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, masing-masing 3 x (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).
3. Membaca
dzikir-dzikir berikut:
- اللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِى ، فَاغْفِرْ
لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ (البخاري)
-
أَصْبَحْنَا (jika di sore hari "اَمْسَيْنَا")عَلىَ فِطْرَةِ
الْإِسْلاَمِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلاَصِ، وَدِيْنِ نَبِيَّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفاً مُسْلِماً
وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ (صحيح الجامع 4: 209)
- سُبْحَانَ
اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ
كَلِمَاتِهِ 3x (رواه مسلم)
17. Doa
Sebelum Makan
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ
أَحَدُكُمُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ
فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Apabila
salah seorang di antara kamu makan, maka ucapkanlah “Bismillah” (tanpa tambahan
Ar Rahmaanir rahiim -pen). Jika lupa, maka ucapkanlah “Bismillah fii awwalihi
wa aakhirih.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setelah
makan doanya adalah:
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا، وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ
وَلاَ قُوَّةٍ
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan mengaruniakanku tanpa
jerih payah dariku.” (HR. Pemilik kitab Sunan selain Nasa’i)
Adapun doa
“Al Hamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa minal muslimin”
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa isnadnya dha’if (lih. Tahqiq Al
Kalimith Thayyib oleh Syaikh al-Albani).
Oleh: Marwan
bin Musa